Siswa kelas 10 SMA AABS menaklukan gunung Sinai Ditemani Turunnya Salju

11 Apr 2019 08:20:29

DI ANTARA program overseas yang senantiasa rutin di laksanakan untuk siswa siswi kelas 10 yaitu rihlah atau jalan-jalan. Namun rihlah yang dilaksanakan tak pernah lepas dari rihlah yang bersifat sejarah, karena mesir menyimpang segudang sejarah peradaban masa lalu baik yg bersifat agama atau lainnya.

 

Kali ini rihlah yang dituju adalah gunung Sinai. Gunung sinai ini pun acap kali disebutkan dalam Al Qur'an dalam istilah at-thuur. Pendakian kali ini berbeda dari 2 angkatan sebelumnya dikarenakan rintangan yang dihadapi sangat berbeda bahkan hal ini pun di akui oleh para musyrif/ah yang sudah berkali kali mendaki gunung Sinai ini.

 

Dengan perlengkapan lengkap pendakian, para siswa siswi yang berjumlah 54 ini pun bersiap untuk mendaki. Pendakian dimulai pada pukul 00.30 waktu Sinai. Formasi pendakian dibagi ke dalam 4 , yaitu, tim pendakian menggunakan unta, terdiri dari 15 siswi dipimpin oleh ust jamal.

Tim Garda depan, terdapat 16 siswa dipimpin oleh ananda Ikhwan dan Hafiyya.

Tim tengah, 11 siswi yang mendaki dengan berjalan kaki tanpa unta.

Tim akhir, 12 siswa, yang bertugas membantu siswa2 lainnya yang tidak bisa mendaki secepat lainnya dibawah komando, Fauzi dan Amri .

 

Pendakian diawal berjalan lancar seperti pada umumnya, namun suasana berubah 1 jam setelah pendakian. Dan semua tidak dalam prediksi manusia yang telah direncanakan. Diawali dengan turunnya hujan rintik rintik, namun perjalanan terus dilakukan hingga akhirnya mendekati pos satu hujan turun dengan deras di sertai gemuruh kilatan petir dan hujan es sehingga memaksa kita semua untuk berlindung di pos tersebut. Beberapa kali kita mencoba untuk meneruskan perjalanan namun tatkala kali keluar dr pos hujan deras dan es kembali turun, sehingga memaksa kami untuk masuk kembali dan semua pakaian kala itu dipastikan sudah basah kuyup karena semua anak berlarian menuju pos tatkala hujan turun dengan deras.

 

Sempat diputuskan untuk menyudahi pendakian dan kembali lagi ke bawah, namun para siswa siswi bersikeras untuk tetap melanjutkan perjalanan meskipun dalam hati mereka menyadari sampai puncak pun indahnya sunrise tak bisa dilihat.

 

Setelah pertimbangan yg matang dalam sepersekian detik harus memutuskan untuk kembali atau tidak, akhirnya kami kembali mendaki dan alhamdulillah hujan tak sederas sebelumny, makin atas hujan makin menghilang tak membasahi kami kembali.

 

Dalam perjalanan suhu pun kian dingin dan angin yang membawa hawa dingin bertiup lebih kencang dari sebelumnya. Seluruh siswa berkumpul di pos terakhir baik para siswa yang awalnya menaiki unta dari pos 1 sd 8 ataupun yang berjalan. Karena seluruh siswa wajib untuk berjalan semua di track terakhir yang paling berat yg konon katanya berjumlah 700 tangga batu. Namun dengan kerja tim yang maksimal semua siswa siswi berhasil menapaki kaki mereka di puncak sinai yang merupakan tempat bersejarah di mana Allah swt berbicara langsung kepada Nabi Musa as. dan memerintakan 10 perintah kepada Nabi Musa as.

 

Ternyata perjuangan tak berakhir sampai di sana, dan ada pula yang mengetahui apa yang akan terjadi sebelumnya. Sesampainya oara siswa siswi di atas angin bertiup lebih dingin kembali dan turunlah fenomena langka bagi siswa siswi indonesia yaitu butiran butiran putih pun turun dr langit menambah indah pemandangan. Berkali kali butiran butiran salju turun menyapa para siswa siswi. Seluruh siswa siswi tampak mengucapkan subhanallah dan bertepuk tangan merasakan fenomena ini.

 

" Tidak jadi melihat sunrise tapi jadi melihat salju, subhanallah " tutur salah seorang siswa.

 

Alhamdulillah perjuangan pendakian gunung sinai kali ini sangat sarat dengan ujian yang lebih berat dr sebelumnya. Karena anak anak mendaki bersama rintikan hujan, jilatan petir, pukulan2 hujan es, hembusan angin dingin yang membuat semua badan menggigil dan indahnya salju yg turun dari langit, menjadikan warna gunung coklat keputih putihan, Maha Besar Allah dengan segala instrumen alamNya yang begitu indah.

 

Pukul 09.00 pagi waktu sinai seluruh siswa siswi berhasil turun kembali dari puncak sinai, dengan membawa segudang pengalaman yang tak kan mudah dilupakan meskipun saat melewatinya banyak kecemasan, ketakutan, kelelahan, tangisan, dan lainnya.

 

"Mendaki gunung bagaikan menapaki kehidupan yang sarat dengan ujian hidup, namun ternyata semua badai bisa dihadapi dengan satu kata yaitu keyakinan kepada Sang Maha Pencipta bahwa kita pasti yakin melewatinya. Karena keyakinan akan membuka potensi besar yang Allah titipkan sebenarnya kepada setiap insan". tutur usth sarah A.